Jumat, 06 November 2009

Konsep Smart House pendekatan Lansekap


KESELARASAN hidup manusia dan alam terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan. Sebuah bangunan yang menganut arsitektur hijau yang berkelanjutan di dalamnya termasuk lansekap, interior dan arsitektur sendiri menjadi satu kesatuan.

Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 200 meter persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 70-100 meter persegi, maka sisa 130-100 meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar. Pemberdayaan atap menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.

Penekanan smart house ini bukan hanya terpusat pada teknologi tetapi
pengolahan energi atau peningkatan efisiensi pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan bangunan. Secara matematis disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan, air sisa cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil. Secara estetika atau arsitektur arsitektur hijau terletak kepada filosofi bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan bahan bangunan yang dapat diperbaharui. Memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon melalui atap hijau dan taman hijau.

Pada prinsipnya konsep yang gunakan adalah penghematan energi. Rumah ala tropis dengan banyak bukaan, dibentuk untuk mengurangi pemakaian AC juga penerangan. Namun, hal tersebut tidak akan berjalan mulus jika sekeliling rumah tidak asri.

Taman dan halaman dalam arsitektur hijau juga tidak sekadar memperhatikan estetika. Ide roof garden bisa jadi apotek hidup atau kebun sayuran dan tidak hanya sekedar estetika. Beberapa tanaman yang cocok untuk roof garden adalah daun sirih, pandan sayur, kangkung, dan lain-lainnya.


Dari segi interior, arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. Untuk mengatasi limbah sampah, lubang biopori dapat menjadi solusi.

1 komentar:

  1. Pak,

    Dengan adanya kemajuan tehnology, solusi Smart House ada juga yang dipadukan dengan technology, misalnya menyalakan AC pada saat2 tertentu saja.

    Salah satu product yang sudah tersedia di Indonesia adalah product dari Control4, dari US.

    Web site nya adalah:
    www.control4.co.id

    Di Indonesia distributor nya PT. Digital Screen International
    www.digital-screen.com

    Semoga menolong u/ para arsitek Indonesia yang sedang mencari solusi untuk Green House dan Smart House. :)

    Regards,
    Eddy

    BalasHapus